Skuteris Kaltara berswafoto

From Vespa to Slank, Perjalanan Skuteris Kaltara Menuju Desa Wisata Pulau Sapi

Selamat datang di petualangan seru. Dalam tulisan ini penulis berhasil merekam perjalanan komunitas Bulungan Vespa Club (BVC) menuju Kabupaten Malinau selama 4 hari 3 malam. Dari awal perjalanan hingga malam puncak yang spektakuler di konser Slank. Setiap detil perjalanan ini diabadikan dengan penuh semangat.

Dalam kumpulan dokumentasi, penulis membagi pengalaman ini menjadi empat bagian menarik.

Terik matahari Kalimantan Utara seakan memanggang aspal, namun semangat para skuteris tak terbendung. Raungan mesin vespa membahana, menciptakan melodi kebersamaan mengiringi perjalanan mereka menuju Desa Wisata Pulau Sapi, Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau.

Dari Kota Tarakan, Tanjung Selor, dan tuan rumah Malinau, puluhan skuteris bersatu dalam satu tujuan menjelajahi keindahan alam Malinau dan bertemu idola mereka, Slank.

Perjalanan Menuju Pulau Sapi:

Vespa-vespa klasik CVTOGEL dengan berbagai modifikasi memenuhi halaman warung Doris. Ada yang bergaya retro, ada pula yang tampil garang dengan knalpot brong.  Sembari menyeruput kopi hangat, mereka saling berbagi cerita dan antusiasme menjelajahi keindahan Malinau.

Banyak yang beranggapan bahwa jalan Malinau menuju Desa Pulau Sapi rusak parah, kenyataannya jalanan yang dikhawatirkan ternyata mulus.

Jalanan mulus yang berkelok-kelok menjadi tantangan tersendiri bagi para pengendara vespa. Namun, lelah seketika terbayar lunas saat mereka tiba di jembatan Pulau Sapi yang melintasi Sungai Mentarang dan Sungai Malinau.

Desa Pulau Sapi

Suasana asri dan ramah menyambut kedatangan para skuteris. Desa Wisata Pulau Sapi dengan dominasi suku Dayak Lundayeh menyajikan pemandangan yang unik. Rumah-rumah adat dengan ukiran khas dan patung buaya menjadi daya tarik tersendiri.

Nama Desa Pulau Sapi sendiri lahir dari penemuan bangkai sapi di sebuah pulau berseblahan.  Di lingkungan rumah adat, patung buaya yang kokoh menarik perhatian. Patung buaya bukan sekadar karya seni, melainkan simbol keberanian dan ketahanan hidup masyarakat Dayak Lundayeh. Para skuteris terpesona, merasakan kedalaman makna yang terkandung dalam simbol tersebut.

Pertemuan Tak Terduga dengan Slank

Kejutan menanti para skuteris di Pulau Sapi. Ternyata, band legendaris Indonesia, Slank, juga tengah berada di desa tersebut.

Pertemuan tak terduga ini membuat suasana menjadi semakin meriah. Para skuteris berkerumun di sekitar lokasi acara, berharap bisa sekadar melihat dari jauh para personel Slank.

Keceriaan terpancar saat mereka berfoto bersama dan memberikan cendera mata.
“Oke yuk-yuk, foto terahkir ya, langsung gabung aja yang lain,” seru panitia. Tampak senyum lebar mengembang di wajah para skuteris.

Rasa bahagia dan puas memenuhi hati mereka. Tentu, perjalanan panjang ini terbayar lunas dengan pertemuan idola.

Ketika Bim-Bim, sang drummer Slank, menyapa mereka, dunia seakan berhenti sejenak. Kebahagiaan tak terbendung, kamera ponsel merekam setiap detik pertemuan bersejarah itu. Para skuteris merasa sangat beruntung bisa bertemu langsung dengan idola mereka.

Makna di Balik Perjalanan

Perjalanan ini bukan hanya sekadar turing. Bagi para skuteris, ini adalah sebuah petualangan yang penuh makna. Mereka belajar tentang pentingnya persaudaraan, semangat kebersamaan, dan kecintaan terhadap alam. Pertemuan dengan Slank semakin memperkaya pengalaman mereka.

Hidup adalah sebuah perjalanan. Untuk meraih mimpi, kita perlu berani keluar dari zona nyaman dan menjelajahi hal-hal baru.

Hidup adalah sebuah perjalanan. Untuk meraih mimpi, kita perlu berani keluar dari zona nyaman dan menjelajahi hal-hal baru.

Raungan vespa dan senyum bahagia para skuteris menjadi bukti bahwa petualangan di Pulau Sapi adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Semoga kisah ini menginspirasi kita semua untuk terus mengejar mimpi dan menikmati setiap momen dalam hidup.